Notifikasi

Memuat…

Yuk, Kenalan dengan Tradisi Tajen, Sabung Ayam Khas Bali

Yuk, Kenalan dengan Tradisi Tajen, Sabung Ayam Khas Bali

Tajen, Sabung Ayam Khas Bali

Bagi sebagian masyarakat Indonesia, sabung ayam bukanlah hal yang asing. Permainan yang mempertemukan dua ekor ayam jantan di arena kecil ini memang sudah ada sejak lama. Di beberapa daerah, sabung ayam bahkan telah menjadi tradisi, salah satunya di Pulau Dewata, Bali. Di Bali, sabung ayam dikenal dengan istilah "Tajen".

Asal-Usul Tajen

Menurut e-journal berjudul "Gede Kamajaya, Tajen, dan Desakralisasi Pura" karya Ida Bagus Gede Eka Diksyiantara dkk., permainan Tajen sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Hal ini tertuang dalam kitab Pararaton atau Babad yang menyebutkan adanya permainan sabung ayam pada masa itu. Namun, kitab tersebut tidak menyebut apakah tajen telah disertai dengan taruhan.

Tajen sebagai Ritual Keagamaan

Pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong, tajen mulai sering dilakukan di depan Pura Goa Lawah. Tajen tidak hanya sekadar permainan hiburan, tetapi juga menjadi ritual keagamaan. Hal ini disebabkan oleh kepercayaan bahwa sabung ayam dapat mengeluarkan darah ayam yang kemudian dipersembahkan kepada Bhuta Kala agar tidak mengganggu masyarakat.

Perkembangan Tajen

Seiring waktu, tajen berkembang pesat. Pada masa kemerdekaan, penyelenggara tajen memanfaatkan permainan ini untuk menggalang dana pembangunan desa. Namun, penyelenggaraan tajen harus mendapat izin dari pihak yang berwenang.

Jenis-Jenis Tajen

Dalam budaya Bali, tajen terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  1. Tabuh Rah

    Tabuh Rah adalah sabung ayam yang digunakan sebagai sarana upacara agama Hindu di Bali, yaitu Bhuta Yadnya. Sabung ayam ini bertujuan untuk mengeluarkan darah ayam yang kemudian dipersembahkan kepada Bhuta Kala. Tabuh Rah tidak mengandung unsur judi dan hanya menggunakan tiga ekor ayam.

  2. Tajen Terang

    Tajen Terang adalah sabung ayam yang digunakan untuk penggalangan dana dan pembangunan desa. Tidak seperti Tabuh Rah, Tajen Terang memiliki unsur judi. Namun, praktik perjudian dikesampingkan saat Tajen Terang diperkenalkan untuk menambah dana desa. Tajen Terang juga telah mendapat izin dari pihak berwenang dan perangkat desa.

  3. Tajen Branangan

    Tajen Branangan adalah sabung ayam yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan jauh dari kampung. Tajen Branangan memiliki unsur perjudian yang kuat dan tidak mendapat izin dari aparat dan perangkat desa. Nilai taruhan di Tajen Branangan bisa mencapai jutaan bahkan ratusan juta rupiah.

Perbedaan Tajen dan Tabuh Rah

Meskipun sama-sama melibatkan sabung ayam, Tajen dan Tabuh Rah memiliki perbedaan mendasar. Tabuh Rah merupakan upacara ritual agama Hindu yang tidak mengandung unsur judi, sementara Tajen terbagi menjadi dua jenis, yaitu Tajen Terang yang mengandung unsur judi dan Tajen Branangan yang tidak mendapat izin dari pihak berwenang.

Kesimpulan

Tajen adalah tradisi sabung ayam khas Bali yang memiliki sejarah panjang dan makna tersendiri. Dari sekadar permainan hiburan, Tajen berkembang menjadi ritual keagamaan dan sarana penggalangan dana. Meskipun begitu, praktik perjudian dalam Tajen masih menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan.

Baca Juga
Posting Komentar